Manusia Sebagai makhluk Individu Dan Mahluk Sosial
A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
B. MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL
A. Manusia sebagai mahluk individu
· Pengertian manusia sebagai makhluk individu
Manusia, mahluk dan individu secara etimologi diartikan sebagai berikut:
1. Manusia berarti mahluk yang berakal budi dan mampu menguasai mahluk lain.
2. Mahluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
3.
Individu mengandung arti orang seorang, pribadi, organisme yang
hidupnya berdiri sendiri.
Secara fisiologis ia bersifat bebas, tidak
mempunyai hubungan organik dengan sesama.
Kata manusia berasal dari
kata manu (Sansekerta) atau mens(Latin) yang berarti berpikir, berakal
budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah individu berasal
dari bahasa Latin, yaituindividum, yang artinya sesuatu yang tidak dapat
dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas.
Secara
kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai
mahluk individu, manusia berperan juga sebagai mahluk sosial. Sebagai
mahluk individu, manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri
atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat
dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.
Manusia
juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup
berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak,
setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan
pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam memenuhi
berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia
dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal
pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya.
Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara
ciptaan-ciptaan yang lain.
KONSEKUENSI MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Dalam
keadaan status manusia sebagai mahluk individu, segala sesuatu yang
menyangkut pribadinya sangat ditentukan oleh dirinya sendiri, sedangkan
orang lain lebih banyak berfungsi sebagai pendukung. Kesuksesan
seseorang misalnya sangat tergantung kepada niat, semangat, dan usahanya
yang disertai dengan doa kepada Tuhan secara pribadi. Demikian juga
mengenai baik atau buruknya seseorang di hadapan Tuhan dan dihadapan
sesama manusia, itu semua sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku
manusia itu sendiri. Jika iman dan takwanya mantap maka dihadapan Tuhan
menjadi baik, tetapi jika sebaliknya, maka dihadapan Tuhan menjadi
jelek. Jika sikap dan perilaku individunya baik terhadap orang lain,
tentu orang lain akan baik pula terhadap orang tersebut.
Konsekuensi
(akibat) lainnya, masing-masing individu juga harus mempertanggung
jawabkan segala perilakunya secara moral kepada dirinya sendiri dan
kepada Tuhan. Jika perilaku individu itu baik dan benar maka akan
dinikmati akibatnya, tetapi jika sebaliknya, akan diderita akibatnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai individu yang
sudah dewasa memiliki konsekuensi tertentu, antara lain:
1. Merawat diri bersih, rapi, sehat dan kuat
2. Hidup mandiri
3. Berkepribadian baik dan luhur
4. Mempertanggungjawabkan perbuatannya
Supaya konsekuensi tersebut di atas dapat direalisasikan dalam suatu kenyataan, maka masing-masing individu harus senantiasa:
1. Selalu bersih, rapi, sehat, dan kuat
2. Berhati nurani yang bersih
3. Memiliki semangat hidup yang tinggi
4. Memiliki prinsip hidup yang tangguh
5. Memiliki cita-cita yang tinggi
6. Kreatif dan gesit dalam memanfaatkan potensi alam
7. Berjiwa besar dan penuh optimis
8. Mengembangkan rasa perikemanusiaan
9. Selalu berniat baik dalam hati
10. Menghindari sikap statis, pesimis, pasif, maupun egois
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar