Pages

Selasa, 20 November 2012

TRADISI PENGUBURAN JENAZAH DI DESA SINABUN




Secara garis besar desa sinabun memiliki beberapa aturan dalam upacara penguburan jenazah, sebagai berikut:


     1.      Di desa sinabun memperbolehkan suatu keluarga mengubur jenazah keluarganya jika memang sudah ada diwasa(penanggalan yang cocok).

     2.      Di desa sinabun tidak memperbolehkan suatu keluarga untuk mengubur(memakamkan) jenazah kelurganya apabila ada suatu upacara yadnya yang sedang berlangsung atau sesudah melakukan suatu upacara di pura kanghyangan tiga untuk meminta restu dari tuhan untuk melakukan upacara  yadnya di pura yang dikenal dengan nama (menekang base). Maka jenazah tersebut harus di makamkan setelah upacara selesai  (karya ring pura usan).
3.      Di desa sinabun apabila ada bayi yang baru lahir meninggal maka keluarga yang bersangkutan tidak boleh masuk dan sembahyang di pura-pura besar di sinabun maupun bertirta yatra ke pura-pura lainnya  selama 12 hari dan semua warga desa sinabun tidak boleh masuk dan sembahyang di pura-pura besar di sinabun maupun bertirta yatra ke pura-pura lainnya selama 3 hari.
4.      Di desa sinabun tidak memperbolehkan apabila suatu keluarga ingin memakamkan jenazah keluarganya dengan langsung membakar tubuh sang jenazah, apabila tidak dalam upacara pengabenan atau yang disebut dengan pitra yadnya.
5.      Di desa sinabun juga mengenal adanya upacara mebeye (seperti upacara pitra yadnya) tapi ruang lingkup upacaranya lebih kecil daripada upacara pitra yadnya.

Minggu, 18 November 2012

ASAL-USUL DESA SINABUN

Jika dilihat dari arti kata,,,Sinabun berasal dari 2 kata yaitu sinah(sirnah) yang artinya menghilang dan buung  artinya tidak jadi, jadi sinabun yaitu sebuah desa yang terbentuk karena ketidak jadiannya untuk menghilang dari salah satu daftar desa di kecamatan sawan kabupaten buleleng.  
 
jika dilihat dari sudut pandang lain:
    Sebelum Desa Sinabun terbentuk pada jaman dahulu, Desa Sinabun bernama Desa Menasa yang mana desa tersebut terletak di sebelah timur Desa Sinabun yang sekarang.
Yang mana pada jaman itu di Desa Manasa berdiri suatu pedukuhan yang mana pada jaman itu masih menikuti tata cara kerajaan Majapahit, dengan dibuatnya suatu petilasan atau pemujaan dengan lambing Ganesa. Ganesa tersebut merupakan bakti dan sujud pada kerajaan Majapahit. Dan setelah itu menurut cerita terjadi suatu wabah penyakit yang dasyat di Desa Menasa maka penduduk desa Menasa banyak menginggalkan tempat.

Sabtu, 17 November 2012

MONOGRAFI DESA SINABUN



1.    Nama Desa      : Desa Sinabun
2.   Sejarah Desa :
Sebelum Desa Sinabun terbentuk pada jaman dahulu, Desa Sinabun bernama Desa Menasa yang mana desa tersebut terletak di sebelah timur Desa Sinabun yang sekarang.
Yang mana pada jaman itu di Desa Manasa berdiri suatu pedukuhan yang mana pada jaman itu masih menikuti tata cara kerajaan Majapahit, dengan dibuatnya suatu petilasan atau pemujaan dengan lambing Ganesa. Ganesa tersebut merupakan bakti dan sujud pada kerajaan Majapahit. Dan setelah itu menurut cerita terjadi suatu wabah penyakit yang dasyat di Desa Menasa maka penduduk desa Menasa banyak menginggalkan tempat.
      a.  Ada yang lari ke Desa Suwug
      b.  Ada yang lari ke Desa Bengkala
      c.  Ada yang lari ke barat yang sekarang menjadi Desa Sinabun
Desa Sinabun diambil dari awal kata Sinuhun (Horma Kepada Beliau) yang bersetana di Dusun Menasa. Kata Sinuhun menjadi kata Desa Sinabun dan juga ada suatu peninggalan dari Kerajaan Majapahit, antara lain pakaian-pakaian raja dan peralatan-peralatan upacara yang sekarang disimpan di Desa Adat Sinabun, dan juga sebuah gamelan Jawa (Gong Jangjng) yang sekarang disimpan di salah satu rumah warga yang diperkirakan penduduk asli Desa Sinabun dan merupakan hadiah bagi masyarakat pada waktu itu yang terdiri dari:
Desa Adat Pekraman Sinabun terdiri dari 5 (lima) tempek Adat yaitu:

DAMPAK MOBILITAS SOSIAL, IPS ,KLS XII, SMT 1, BAB 2

Dampak negatif

  • Konflik antarkelas
Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.
Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha.
  • Konflik antarkelompok sosial
Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik.
Contoh: tawuran pelajar, perang antarkampung.
  • Konflik antargenerasi
Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan.
Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.

SALURAN-SALURAN MOBILITAS SOSIAL, IPS, KLS XII, SMT 1, BAB 2

  • Angkatan bersenjata Merupakan salah satu saluran mobilitas sosial.
Angkatan bersenjata merupakan salah satu saluran mobilitas sosial
Angkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat digunakan untuk saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berjasa pada negara karena menyelamatkan negara dari pemberontakan, ia akan mendapatkan penghargaan dari masyarakat. Dia mungkin dapat diberikan pangkat/kedudukan yang lebih tinggi, walaupun berasal dari golongan masyarakat rendah.
  • Lembaga-lembaga keagamaan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS SOSIAL, IPS ,KLS XII, SMT 1, BAB 2

Mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
  • Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.

BENTUK MOBILITAS SOSIAL, IPS, KLS XII, SMT 1, BAB 2



a.  Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing)
 Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
  • Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah. 
  • Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik. 
Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :
  •  Melakukan peningkatan prestasi kerja 
  • Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi
  b.   Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
 Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.

Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
  •  Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya. 
  • Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus terdegradasi ke seri B. 
Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:
  •  Berhalangan tetap atau sementara.
  •  Memasuki masa pensiun. 
  • Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya.